Minggu, 28 Februari 2010

Tips Mendapatkan Pasangan Hidup Sesuai Dengan Kriteria

Hal-hal yang perlu anda lakukan dalam memperoleh teman (Laki-laki/perempuan) yang akhirannya menjadi pkekasih atau pujaan hati

1. Ubahlah prilaku buruk anda, apabila anda menginginkan teman yang baik. Sebab didalam Al-Qur’an menyebutkan bahwa “Orang yang baik akan mendapatkan yang baik pulu, begitu sebaliknya orang yang buruk lakunya akan mendapatkan yang buruk lakunya pula”.

2. Ubalah penampilan anda, apabila anda ingin dihormati orang lain. Karena penampilan itu bisa mencerminkan diri anda, seperti dalam hal:
a. Berpakaian, yang tadinya tidak rapi atau ngawur menjadi rapi dalam penampilan.
b. Gaya rambut, jangan terlalu over mengikuti trend (perkembangan), tampilah dengan gaya rambut yang wajar tetapi tidak terlalu deso.
c. Berbicara, jangan berbicara yang bisa menyinggung perasaan calon teman anda, berbicaralah yang sopan, hindari berbicara seperti orang yang mengintrogasi, tetapi berbicaralah yang bisa membuat lawan bicara anda tersenyum yaitu dengan cara tersenyum dulu dan bukalah dengan humor atau dengan relax.

3. Meminta bantuan kepada teman anda dengan cara bertanya, seperti; “Kamu punya teman yang baik gak, yang masih single, sopan dan ramah”. Kalau dia bilang punya, maka anda minta tolong untuk dikenalkan dengan orang tersebut.

4. Apabila anda melihat dijalan atau warung makan atau diperpustakaan atau mungkin di toko buku, maka tegurlah orang tersebut dengan ucapan salam, dan bantulah apabila ia kesulitan dengan cara menawarkan diri dengan ucapan “boleh saya bantu”, setelah itu baru mulai saling kenal mengenal.

Setelah anda berkenalan atau anda sudah memiliki teman dan itu orang yang anda inginkan atau anda cari, maka yang perlu anda lakukan adalah:

1. Berikan perhatian kepada dia, tetapi jangan terlalu over, biasa-biasa aja seperti; menanyakan kabar, mengajak makan bareng dengan mengajak temannya juga dll.

2. Apabila dia ada kesulitan, maka tolonglah dia sebisa anda dan besarkanlah hatinya apabila ia bersedih.

3. Di SMS dengan kata-kata menyanjung, puisi, kata-kata bijak, Tetapi jangan terlalu sering, ya 1 minggu 2x/3x. Kecuali untuk hal dalam beribadah seperti sholat, ingatkanlah setiap waktu sholat dengan bahasa yang bijak.

4. Saling tegur sapa ketika bertemu dan saling mengingatkan ketika ada hal yang kurang baik untuk dilakukan.

Setelah anda melakuakan yang diatas dan berjalan dengan baik dan anda melihat ada cinta tumbuh dalam dirinya maka hal yang anda lakukan adalah:

1. Menanyakan kepada kepada teman dekatnya, apakah dia suka dengan anda. Setelah tau bahwa dia suka dengan anda maka tembak aja dengan kata yang menyakinkan bahwa anda serius hubungan dengan dia bukan untuk main-main

2. Datanglah kerumahnya atau bersilaturahmi, ini penting karena disamping anda dikenal oleh keluarganya, anda tau banget dengan keadaan sebenarnya dia.

3. Kompromikanlah mengenai hal-hal diri anda dan dia, tentang sesuatu yang disenangi dan yang tidak senangi juga mengenai kepribadian atau karakter masing-masing, agar bisa meredam ketika ada masalah atau saling bertoleransi.

4. Jagalah hubungan anda dengansebaik-baiknya, seperti anda merawat bunga dengan baik.

5. Berkorbanlah untuk dia, karena dalam hal bercinta pasti memerlukan pengorbanan, tentu bukan mengorbankan diri anda karena itu merupakan syirik. Tetapi berkorban yang saya maksud adalah harta, waktu, tenaga dan pikiran.

Hal-hal yang harus dihindari ketika sudah memiliki kekasih dan belum ada ikatan perkawinan diantara keduannya;

1. Hindarilah berdua-duaan, baik dikala sepi ataupun dikeramaian, lebih baik datangkanlah orang ketiga, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena berdua-duan itu mengundang setan datang dan mengundang fitnah.

2. Hindarilah berpelukan dan ciuman atau yang lainnya yang menuju pada aksi sex, karena hal itu merupakan racun yang menimbulkan dampak ketagihan atau kecanduaan dan itu sangat berbahaya bagi diri anda, seperti orang yang merokok, setelah habis rokok tentu mulut akan minta lagi rokok itu karena sudah terkena kecanduaan.

3. Hindarilah dari kata-kata yang merangsang gairah hawa nafsu.
Itulah hal-hal yang bisa saya sajikan, mudah-mudahan bermanfaat bagi semua, dan semua itu merupakan pengalaman yang saya angkat, agar para pembaca lebih bijaksana dalam memutuskan suatu perkara dalam hal bercinta untuk mendapatkan calon yang idam-indamkan.
Framer: Ali Mustofa

Senin, 22 Februari 2010

Mencari Makna Cinta

Embun pagi telah mengering
Pancaran mentari membuat dedaunan menguning
Mataku tertegun menatap langit
Melepas hati yang terbelit

Kini ku bisa tersenyum
Melihat dunia penuh rasa kagum
Setelah kian lama hatiku menangis
Akan cinta yang kian terkikis

Kini ku bisa gembira
Manjalani hidup dengan orang-orang tercinta
Setelah jiwaku berduka
Merintih dan tersiksa

Aku bersyukur
Api cinta tak membuatku hancur
Kini ku ingin hidup kembali
Mencari makna cinta sejati
Posted by Yoedi at 4:38 PM
Labels: cinta sejati


PENJELASAN MAKNA CINTA
A. secara Global
Dalam kehidupan manusia, cinta sering menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri, kadang-kadang mencintai orang lain. Cinta pada diri sendiri membuat seseorang akan mampu menjaga dirinya. Bayangkan kalau seseorang tidak mencintai diri sendiri, pasti ia takkan peduli dengan kondisi dirinya. Kalau ia sudah mencintai diri sendiri, akan muncul dorongan sebaliknya, yaitu membenci segala sesuatu yang dapat memadorotkan dirinya. Namun yang patut diingat adalah cinta pada diri sendiri pun harus diimbangi dengan bentuk-bentuk cinta pada yang lain.

Lalu Cinta itu sendiri apa?

Menurut pandangan umum, Cinta adalah sebuah perasaan ingin membagi secara bersama-sama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain baik berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa saja yang diinginkan objek tersebut.

Tapi menurut saya, Cinta itu pada dasarnya adalah untuk saling menyelamatkan, saling melindungi dan membahagiakan diri. Jika kita mencintai diri atau pun orang lain dengan sepenuh hati, itu artinya kita menggantungkan diri pada makhluk yang dengan berbagai kelemahannya belum tentu dapat memberikan semua kebahagiannnya. Oleh karena itu, cinta yang sepenuh hati hanya patut kita berikan pada Sang Khalik yang sudah pasti memberikan respon yang dapat menentramkan hati, karena Dia pasti akan memberikan balasan setimpal bahkan lebih daripada yang kita berikan kepada-Nya.

Firman-Nya ada dalam sebuah hadist qudsi, “Jika dia (hamba-Ku) mendekat kepadaku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Jika ia mendekat kepada-Ku sedepa, Aku akan mendekatinya sehasta, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.”

Mungkin kita beralasan bahwa respon dari sesama makhluk itu dapat terlihat, sedangkan respon dari-Nya tidak bisa terlihat. Misal, kalau kita tertawa kepada seseorang, kita bisa langsung melihat responnya, apakah ia membalas tertawa ataukah malah cemberut.
Respon dari Allah memang tak dapat terlihat secara kasat mata, namun dapat dirasakan. Nah, untuk dapat merasakannya tentunya seorang hamba mesti benar-benar tulus dalam mencintai-Nya. Sepanjang cinta kita pada-Nya masih terkalahkan oleh cinta kita pada hal-hal lain selain diri-Nya, tentu kita akan sangat sulit merasakan respon itu. Selain itu, kalau yang menjadi ukuran adalah hal-hal yang kasat mata saja, sangat mungkin apa-apa yang terlihat itu sangat bertolak belakang dengan apa yang ada di dalam hati atau pikiran. Contohnya saja saat kita tersenyum pada seseorang dan orang lain pun tersenyum, apa kita bisa memastikan bahwa senyumnya itu pun benar-benar tulus? Atau jangan-jangan di balik senyumnya itu dia sangat membenci kita, senyumnya hanya sekedar lips service semata. Sungguh, kita betul-betul tidak tahu apa yang sesungguhnya berada di balik respon yang ditampakkan seseorang. Seperti kata pepatah bilang, “Dalamnya lautan kan kuselami, hati orang siapa yang tahu”.

Sedangkan Allah, Ia Maha Tahu sejauh mana kadar cinta seorang manusia pada diri-Nya. Bahkan, Ia pun tahu sangkaan tiap-tiap hamba-Nya pada diri-Nya. Jadi, respon yang kasat mata tidaklah dapat dijadikan ukuran. Hakikat yang sebenarnya adalah di dalam hati, sesuatu yang amat halus dan lembut, abstrak, tidak berupa dan tidak dapat diraba. Segala tindakan yang dilakukan akan terasa lebih indah bila dilakukan dengan hati. Lain lagi ceritanya kalau hanya dilakukan karena dorongan fisiologis semata.

Misalnya saja dalam urusan seks. Kalaulah seseorang melakukan aktivitas seksual hanya sebatas pada kenikmatan, apa bedanya dengan hewan? Dalam kondisi atau dengan cara apapun, aktivitas seksual seperti itu dapat dilakukan dan pasti melahirkan kenikmatan. Namun, apakah kita, yang mengaku sebagai makhluk yang paling sempurna ternyata bisanya hanyalah mengejar kenikmatan belaka? Bukankah semestinya kita membuktikan bahwa diri kita benar-benar makhluk yang mulia, sehingga kita tidak memahami cinta hanya sebatas nafsu saja, namun lebih dari itu, yaitu menggapai cinta yang diridoi Allah, yaitu cinta yang lahir dari dalam nurani.

Sauh pun tertancap di dasar samudera, kokoh dan lepas dari keangkuhan. Seperti itulah hakikat cinta. Namun, kadang ia tergadai dalam sikap egois yang terpasung nafsu.

Saat aku melihat di jalanan ada dua bocah ABG yang sedang asyik-asyiknya bercanda dan tertawa dengan mesra dibawah remang-remang lampu taman yang berpendar, seolah-olah dunia milik mereka berdua. Mereka benar-benar mengingatkanku pada masa lalu. Jujur aku akui, dulu, walaupun saat ini aku terbilang masih muda tapi diri ini sudah cukup banyak mereguk berbagai pengalaman tentang asem-manis-pahitnya cinta. Mulai dari main mata, lirik sana lirik sini, kenalan, pacaran, seterusnya dan seterusnya. Maka aku dapat mengambil kesimpulan, kadang manusia itu seperti hewan, cinta hanya digunakan untuk menipu, hanya untuk sekadar memenuhi bisikan setan yang ngakak puas dengan akal bulusnya yang diikuti mereka. Setelah pengalaman yang aku alami selama ini, pantaslah hatiku mendesis pada mereka, “Kasihan, pastilah tak terpikir oleh mereka tentang getirnya sebuah pengkhianatan.” Dan pastilah mereka sudah beranggapan bahwa yang mereka rasakan sekarang adalah yang disebut dengan cinta.

Kita tentu tahu, cinta zaman sekarang sudah dibentuk oleh opini media massa, acara televisi contohnya, mulai model cintanya orang-orang Barat hingga roman picisan yang dikemas dalam bentuk sinetron, sineTV, FTV atau apa pun lah namanya. Ah, itu semua ternyata hanyalah kamuflase belaka. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, berbagai acara itu telah mengajarkan kita tentang cinta yang semu. Dan anehnya, orang selalu mengikuti setiap pesan tanpa berpikir panjang apakah pesan itu positif atau negatif untuk dirinya. Atau mungkin kita terlalu dungu, tidak mengerti sebuah trik dari sekelompok orang dibalik layar yang membuat skenario semua ini. Ah, wajarlah kalau para remaja mudah sekali mereka jadikan sebagai objek. Dan memang luar biasa sekali pengaruh media massa, begitu mudah mengubah perilaku orang.

Begitulah realita cinta yang saya saksikan kini. Kalau selama ini kita selalu patuh terhadap pesan cinta yang ditampilkan oleh si om sutradara, kenapa kita tak mencoba patuh kepada pesan cinta dari Sang Maha Sutradara. Kalau kita mencintai seseorang, cintailah dia ala kadarnya. Karena bisa jadi ia membenci kita. Kalau kita membenci seseorang, bencilah dia ala kadarnya. Karena bisa jadi ia mencintai kita. Jadikanlah cinta untuk mendapatkan ridho-Nya, dan janganlah kita mencari cinta untuk mendapatkan kenikmatan sesaat yang menyesatkan.

Tak ada yang kebetulan di dunia ini. Semuanya berjalan atas rencana dan pengetahuan Allah. Bahkan tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia mengetahuinya. Berbicara cinta, artinya berbicara keyakinan. Lantunan cinta, adalah tembang pengorbanan seorang hamba dalam lingkup Sang Khalik, yang menumbuhkan ketegaran dan daya juang yang tinggi. Hingga saat cinta terkhianati, tak berujung putus asa atau penyesalan. Dan bila cinta terjawab, Rindu Ilahi pun kan selalu menyertai.

Jadi, makna cinta sejati, sederhananya, menurut saya adalah cinta terhadap seseorang yang didasari atas kecintaan yang sama terhadap Allah SWT, bukan karena si dia cakep, cantik, tajir, pinter, dan semua objek fisiologis lainnya. Itu semua hanyalah opsional. Sebab, cinta yang berasal dari satu keyakinan akan timbul sebuah kepercayaan, dari sebuah kepercayaan lahirlah kesetiaan dan dari kesetiaan maka itulah yang disebut dengan cinta sejati.

Terkesan agamis? Tanyalah diri sendiri, kita manusia yang memiliki agama atau bukan?

Thanks buat Chira atas pertanyaan-pertanyaan tentang “Cinta Sejati”-nya hingga menginspirasi saya untuk menuangkannya disini.

B. Menurut Payung Islam

Cinta Sejati menurut Islam:
1. Tidak rela yang dicintai menderita
2. Rela berkorban apapun demi yang dicintai
3. Memenuhi segala keinginan dari yang dicintai
4. Tidak pernah memaksakan kehendak kepada yang dicintai
5. Berlaku sepanjang masa Cinta tersebut hanya ada antara Khalik dan Makhluk, cinta antara makhluk harus ditambah syarat-syarat berikut:
6. Cintanya tersebut karena Alloh S. W. T.
7. Harus memenuhi segala aturan yang dibuat oleh Alloh S. W. T.
8. Sex bukanlah cinta dan cinta bukanlah sex, tetapi sex adalah bunga-bunga dari cinta dan hanya ada dalam pernikahan dan hanya dengan yang dinikahi
9. Cinta bukan uang atau harta atau duniawi, tetapi cinta membutuhkan uang, harta dan duniawi.